CINDERELLA
Sutradara:
Kenneth Branagh
Pemain:
Lily James, Richard Madden, Cate Blanchett
Produksi: Disney, 2015
Setelah sukses dalam bentuk animasi 65 tahun lalu, lakon Cinderella bangkit kembali dalam sajian live-action. Digagas sutradara Shakespearean dengan visual meriah.
Menjelang pukul dua belas malam, satu per satu personel kereta kencana yang membawa Cinderella pulang dari istana, kembali ke wujud semula. Dua sais mulai berekor kadal, empat kuda mulai berkuping tikus, dan mulut kusir berubah menjadi moncong angsa. Tentu saja Cinderella panik luar biasa. Ia tak ingin penyamaran putri abu menjadi putri cantik jelita terbongkar. Tak jauh di belakang mereka, serombongan tentara kerajaan terus mengejar demi memperoleh identitas Cinderella yang kadung membuat Pangeran Kit jatuh hati.
Disney
kembali menyuguhkan dongeng klasik sepanjang masa, Cinderella,
dengan judul sama. Jika versi sebelumnya yang dibuat pada 1950
berbentuk animasi, kali ini Cinderella
disajikan
dalam bentuk live-action
berdurasi
112 menit yang dibintangi oleh Lily James dan Richard Madden.
Sutradaranya adalah Kenneth Branagh.
Branagh
terkenal sebagai sutradara dan aktor yang doyan mengadaptasi
karya-karya William Shakespeare ke layar lebar. Sebut saja; Henry
V (1989),
Much
Ado About Nothing (1993),
Othello
(1995),
Hamlet
(1996),
Love
Labour's Lost (2000),
dan As
You Like It (2006).
Lewat karya-karya Shakespearean
itu,
ia telah menyabet pelbagai penghargaan. Di antaranya daftar nominasi
Academy Award sebagai aktor, aktor pendukung, sutradara, penulis
naskah, dan film pendek.
Seperti
nasib Cinderella, perjalanan dongeng klasik ini menjelajah waktu
dengan sukses dan akhir yang membahagiakan. Istilah "dongeng
peri"-nya: lived
happily ever after.
Cinderella,
yang menjadi dongeng dari generasi ke generasi, ini ditulis oleh
Charles Perrault pada 1697 dan telah diadaptasi dalam berbagai bentuk
seperti opera, balet, teater, musik, dan film.
Sebagai
karya film, Cinderella
pertama
kali diadaptasi oleh Georges Melies di Prancis pada 1899 dengan
judul Cendrillon.
Selepas itu, puluhan film dengan tema atau judul yang sama menyusul.
Termasuk animasi klasik rilisan Disney pada 1950, Cinderella,
dan terakhir, A
Cinderella Story yang
dibintangi Hilary Duff dan Chad Michael Murray pada 2004, hingga
menjadi salah satu elemen racikan dongeng dalam Into
The Woods (2014)
--film drama fantasi-musikal dengan sutradara Rob Marshall.
Pengaruh Cinderella juga terekam pada hampir tiap kepala anak perempuan di dunia selama berabad-abad. Mereka tumbuh dan berkembang bersama karakter Cinderella yang baik hati, polos, dan teraniaya. Dus, terciptalah mitos datangnya pangeran tampan berkuda yang menyelamatkan sang gadis dari nasib buruk. Itu kemudian dikritik habis oleh Collete Dowling sebagai The Cinderella Complex; gagasan bahwa perempuan cantik, anggun, pekerja keras, difitnah masyarakat, tapi tidak mampu mengubah nasibnya sendiri melainkan harus menunggu pertolongan pangeran tampan.
Pengaruh Cinderella juga terekam pada hampir tiap kepala anak perempuan di dunia selama berabad-abad. Mereka tumbuh dan berkembang bersama karakter Cinderella yang baik hati, polos, dan teraniaya. Dus, terciptalah mitos datangnya pangeran tampan berkuda yang menyelamatkan sang gadis dari nasib buruk. Itu kemudian dikritik habis oleh Collete Dowling sebagai The Cinderella Complex; gagasan bahwa perempuan cantik, anggun, pekerja keras, difitnah masyarakat, tapi tidak mampu mengubah nasibnya sendiri melainkan harus menunggu pertolongan pangeran tampan.
Pada
1950, animasi klasik Cinderella
menguras
biaya produksi sebanyak US$ 3 juta. Tapi perjuangan menyuguhkan mimpi
hidup susah dan dipinang pangeran itu juga meraup laba berkali-kali
lipat, lebih dari US$ 34 juta, dan masih terus diputar hingga kini,
setelah 65 tahun kemudian.
Live-action
Cinderella versi
Branagh dibuat dengan nuansa klasik yang glamor. Ia tak hanya
membangun kembali arsitektur Eropa abad ke-19 dengan penuh warna pada
layar bioskop, melainkan juga memamerkan parade elaborasi kostum
cantik dalam adegan pesta dansa buah karya desainer Sandy Powell.
Powell
telah malang melintang menggagas kostum berbagai film. Di antaranya
Far
From Heaven dan
The
Crying Game.
Termasuk tiga film yang mengantarnya menyabet Piala Oscar, yaitu The
Young Victoria,
Shakespeare
in Love,
dan The
Aviator.
Dalam
Cinderella
versi
Branagh, Powell mendesain kostum Ibu Peri; sebuah gaun putih bersayap
perak terbuat dari 131 meter kain dan dilengkapi dengan 10.000
kristal Swarovski dan 400 buah lampu LED. Ratusan lampu ini akan
menyala ketika Ibu Peri membaca mantra.
Dengan
parade meriah itu, mampukah Branagh mengulang sukses manis Cinderella
versi
animasi klasik? Atau ia butuh bantuan mantra-mantra dan kereta
kencana?We'll
see.
*
bisa dilihat pula di Majalah Gatra edisi xxi Maret 2015. Artikel di
web ini lebih lengkap dengan tambahan teori Cinderella Complex
0 komentar: