GRAVITY
Sutradara: Alfonso
Cuaron
Pemain: Sandra
Bullock, George Clooney
Produksi: Warner
Bros Pictures, 2013
Racikan efek visual ciamik dan
mendulang tepuk tangan pada Venice International Film Festival 2013.
Membawa penonton turut menahan napasnya.
Ryan Stone (Sandra
Bullock) dan Matt Kowalsky (George Clooney) sebetulnya hampir
menyelesaikan misi luar angkasa mereka ketika satelit Rusia
diledakkan. Serpihan satelit itu menabrak pesawat mereka dan
mencerai-beraikan semua personelnya.
Stone masih belum
rela Kowalsky melepas tali pengait mereka berdua, karena itu
satu-satunya penyelamat agar keduanya kembali ke stasiun luar angkasa
ISS dan tak terombang-ambing di angkasa. Tapi toh Kowalsky
melepaskannya juga. Kemudian di gelap angkasa itu hanya ada Stone
sendiri, panik, dan hampir kehabisan oksigen.
Dengan waktu
tersisa hanya 60 menit sebelum serpihan satellit itu kembali
memburunya, Stone yang hanya seorang insinyur biomedis harus kembali
ke ISS. Ketegangan cerita pun dibangun oleh kesendirian Stone, yang
mendapat rintangan bertubi-tubi. Mulai kebakaran stasiun ISS, kapsul
Soyuz yang kehabisan bahan bakar, kapsul Cina dengan bahasa yang
asing bagi Stone. Bahkan ketika akhirnya kapsul Cina itu berhasil
terjun ke bumi, Stone masih harus berjuang melepaskan kostum
astronotnya lantaran kapsul penyelamat itu masuk ke dasar danau dan
terancam mati tenggelam.
Film fiksi ilmiah
bergenre thriller ini adalah hasil garapan terbaru Alfonso
Cuaron, sutradara yang pernah membuat Y Tu Mama Tambien (2001),
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (2004), dan Children
of Men (2006). Lewat film yang terakhir disebut, sutradara asal
Meksiko ini masuk dalam dua kategori nominasi Oscar 2007, yaitu
penyuntingan dan gubahan skenario terbaik.
Tampil dalam format
3D, film ini terhitung sukses menyuguhkan semesta luar angkasa dengan
efek visualnya. Gravity tak hanya berhasil menampilkan hal
makro seperti ruang angkasa bertabur bintang-bintang, pesawat NASA
berikut awaknya, dan sepotong bumi, melainkan juga sukses membidik
hal mikro seperti sekrup kecil yang terlepas, melayang di angkasa,
lalu mengarah ke penonton.
Kefasihan Cuaron
menggambarkan luar angkasa itu kiranya tak lepas dari campur tangan
Emmanuel Lubezki dan Tim Webber di dapur efek visualnya. Agar bisa
menciptakan gerakan selaiknya dalam kondisi tanpa gravitasi, mereka
hanya mengambil gambar wajah para pemainnya --selebihnya diolah
secara digital.
Untuk menunjang
pencahayaan, Lubezki dan Webber menempatkan para pemainnya ke dalam
sebuah kotak lampu yang dirancang khusus. Beredar kabar, produksi
film ini sempat terkatung-katung selama empat tahun, sebelum akhirnya
Cuaron menemukan formulasi pencahayaan tersebut. Dengan keseriusan
macam ini, wajar bila Gravity memperoleh aplaus ketika diputar
pada pembukaan Venice International Film Festival ke-70, Agustus
lalu.
Selain mengajak
menyelami kepanikan dan ketegangan, film ini sekaligus mengingatkan
pada penonton yang bercita-cita pergi ke luar angkasa bahwa tempat
itu tidak melulu menakjubkan. Dengan segala kemegahannya, ia juga
menakutkan sekaligus berbahaya. Seperti yang dialami Stone dalam film
ini.
0 komentar: